Top Local Places

KJRI Sydney

236-238 Maroubra Road, Maroubra, Australia
Government Organization

Description

ad

This is the Facebook page of Consulate General of The Republic of Indonesia in Sydney Jurisdiction of The Consulate General of the Republic of Indonesia in Sydney is throughout New South Wales, Queensland and South Australia

CONTACT

RECENT FACEBOOK POSTS

facebook.com

15 Tahun, Keluarga dan Pemerintah Tidak Melupakan Korban Tragedi Bali 2002 ⚘ Pada Kamis, 12 Oktober 2017, Konjen RI Sydney hadiri peringatan ke-15 tragedi bom Bali di Dolphin Point, pantai Coogee, Randwick. Dalam sambutannya, Walikota Randwick, Councilor Lindsay Shurley menyampaikan pesan bahwa Tugu peringatan yang dibangun pada tahun 2003 di Dolphin Point merupakan simbol kehidupan dan harapan bagi warga Randwick atas tragedi bom Bali tahun 2002. Selama 15 tahun, walikota Lindsay bangga bahwa tragedi ini ikut memberikan kekuatan, persahabatan, dan perkembangan bagi warga Randwick. Sementara itu, salah satu wakil dari keluarga korban, menyampaikan dengan terbata bata bagaimana tragedi tersebut telah mengubah kehidupannya. Ia kehilangan ibunya pada saat masih berusia remaja. Ia menceritakan bagaimana dirinya berjuang selama 15 tahun dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dirinya selama ini. Peringatan diakhiri dengan pelepasan 88 burung merpati, yang menyimbolkan 88 korban WN Australia dan peletakan bunga di tugu peringatan oleh ratusan undangan dan keluarga korban yang hadir. 20 warga Randwick menjadi korban tragedi ini. Walikota Randwick, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Konjen RI atas kehadiran, simpati dan perhatian kepada korban dan peringatan tragedi ini. KJRI Sydney berkomitmen untuk terus melanjutkan kerjasama yang telah terjalin selama ini, khususnya dalam keterlibatan komunitas Indonesia kepada pemajuan multikulturalisme di Australia, khususnya Randwick. Walikota Lindsay baru menjabat selama 3 minggu setelah terpilih pada pemilihan lokal bulan September yang lalu. Peringatan ini juga dilaksanakan di Balaikota Petershaim, dimana terdapat 4 warganya yang menjadi korban bom Bali tahun 2002. Tim Media KJRI Sydney

facebook.com

Doa Lintas Agama bergema di Sydney Diiringi dengan keheningan, kekhusukan dan kehangatan, bertempat di St. Mary's Cathedral Sydney, pada malam tanggal 11 Oktober 2017, para tokoh dari berbagai agama, termasuk komunitas keagamaan Indonesia, telah berkumpul pada acara yang bertemakan, “500th Anniversary of the Reformation Commemoration Inter-Religious Prayer Gathering”. Turut hadir pada acara tersebut wakil-wakil dari Konsulat dan Konsulat Jenderal negara asing di Sydney. Acara yang diselenggarakan oleh Archbishop Sydney tersebut bertujuan untuk melakukan refleksi dialogis atas peristiwa historis Reformasi yang dipelopori oleh pendeta Martin Luther (1483-1546), yang telah memasuki 500 tahun pada bulan Oktober ini. Peringatan 500 tahun Reformasi ini dilandasi oleh pesan alkitabiah yang berbunyi: "Unity is the gift of God" (John 17:21). (Satrio - Tim Media KJRI Sydney)

facebook.com

Ribuan Pengunjung Menyerbu Pavilion Indonesia di Sydney "Can I try?" demkianlah kalimat yang kerap terujar dari para pengunjung pavilion Indonesia di acara Fine Food Festival Sydney, yang diselenggarakan di International Convention Center (ICC) Darling Harbour Sydney belum lama ini. Pameran Fine Food Australia merupakan pameran B to B terbesar di Australia khusus untuk industri makanan dan minuman. Selama empat hari penyelenggaraannya, pameran ini diikuti oleh lebih dari 1.000 (seribu) perusahaan dari 50 negara dan dihadiri oleh ribuan pengunjung. Produk-produk Indonesia yang ditampilkan dalam pameran ini antara lain adalah Bakmi Mewah, Jans Chips, Biskuit Danisa, Kopiko, Bumbu Munik, Dua Kelinci, Santan Kara, Sosro, Kecap Bango, Sambal Jempol, Mr.P, Sasa, Helmig's, Mariza, Mi Sedaap, Top Coffee. Selama pameran ini, hasil estimasi kontak dagang yang diperoleh adalah sebesar AUD 2 juta untuk seluruh peserta Indonesia Pavilion. Nilai ini masih bisa meningkat, karena banyak kontak dagang yang masih dalam proses negosiasi. Produk-produk Indonesia tidak hanya diminati untuk pasar Australia saja, tapi juga untuk pasar Fiji, Mauritius, Seychelles, Myanmar, India, RRT dsb. (yyn-KJRI-ITPC)

facebook.com

Jangi Jenger Bali Memukau Brisbane Diiringi cuaca hangat dan cerah, pada tanggal 8 Oktober 2017, KJRI Sydney dan masyarakat Indonesia di Brisbane di bawah organisasi Australian Indonesian Cultural and Welfare Association Inc (AICWA) telah berpartisipasi di acara pesta budaya akbar Multicultural Queensland – Mosaic. Komunitas Indonesia telah memukau hampir 10.000 pengunjung di acara tersebut dengan suguhan Tari Jangi Janger asal Bali. Di usianya yang masih sangat muda, AICWA mampu mempresentasikan Indonesia kepada publik Australia di Queensland dengan mengesankan. Di bawah kepemimpinan Ibu Vera Pottinger, AICWA mantap memberi kontribusi yang semakin besar dalam upaya memperkenalkan Indonesia ke publik Australia, khususnya melalui seni dan budaya. Penampilan di acara yang disponsori oleh Brisbane Multicultural Development Association tersebut merupakan awal kolaborasi AICWA dengan KJRI Sydney yang membawahi New South Wales, Queensland dan South Australia. Tim Media KJRI Sydney

facebook.com

Stand and Deliver: Mengasah Seni Berpidato di Sydney "Public speaking is something that we are so familiar with in our daily life. Preaches at mosques. Testimony at churches. And political campaigns during elections," demikianlah yang disampaikan Konsul Jenderal RI Dr. Yayan GH Mulyana di awal presentasinya mengenai The Art of Public Speaking: Stand and Deliver. Acara pengenalan Public Speaking yang dilaksanakan di Wisma Indonesia pada tanggal 7 Oktober tersebut merupakan bagian dari acara Dharma Wanita Persatuan KJRI Sydney. Hadir dalam acara tersebut sekitar seratus peserta dari komunitas Indonesia di New South Wales. Di akhir acara, Konsul Jenderal RI selaku nara sumber menyerahkan buku karangannya berjudul English for Public Speaking: A Practical Guide kepada tiga penanya. Para peserta menilai pengenalan ini mind-changing. (yyn-KJRI)

facebook.com

Karya Teranyar Perancang Handi Hartono Memukau Sydney di Akhir Musim Semi "Simple, yet beautiful and elegant," demikianlah kesan yang disampaikan para pengunjung di acara fashion event di Wisma Indonesia tanggal 7 Oktober 2017. Dibawakan oleh para model Indonesia dan Australia, Perancang Handi Hartono menampilkan 56 karya teranyarnya. Acara ini dilaksanakan oleh Dharma Wanita Persatuan KJRI Sydney, bekerja sama dengan KJRI Sydney, bertepatan dengan berakhir musim semi dan datangnya musim panas di Sydney. Karya teranyar Mas Handi tersebut mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari pecinta fashion Sydney. Rancangannya yang terkesan casual, tetapi elegan dan sarat dengan muatan ikat Toraja dan NTT, memiliki potensi besar untuk masuk pasar Australia. Dalam kaitan ini, Konjen RI Yayan GH Mulyana, telah memanfaatkan kehadiran Mas Handi untuk memperkenalkan marketable fashion ke retailer di Sydney. (yyn-KJRI)

facebook.com

Diaspora Asia Semakin Siap Menjembatani Australia dengan Asia Dalam suasana yang penuh dengan rasa antusias, hampir 200 pelaku usaha dari Diaposra Asia, termasuk Indonesia, pada tanggal 6 Oktober 2017 telah berkumpul di Pecinan (Chinatown) Sydney. Pertemuan ini cukup bersejarah mengingat pada kesempatan itu para pelaku usaha tersebut menyepakati diluncurkannya Asian Australian Business Council (AABC). Terpilih sebagai inaugural President of AABC adalah Frank Alafaci. Konsul Jenderal RI Yayan GH Mulyana bersama sejumlah pelaku usaha Indonesia turut hadir di acara tersebut. Konsul Jenderal telah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan leverage pelaku usaha Indonesia di kalangan pelaku usaha Diaspora Asia lainnya. Konsul Jenderal juga telah menjajagi kerja sama dengan asosiasi bisnis Diaspora Asia lainnya guna memperlebar koridor bagi masuknya produk Indonesia ke Australia. Hadir pula dalam acara tersebut dua anggota Parlemen New South Wales, Hon. Mark Coure dan Hon. John Sidoti. (yyn-KJRI)

facebook.com

Indonesia and Australia strengthening maritime cooperation through HMAS Perth The exhibition entitled ‘Guardians of Sunda Strait- the World War II loss of HMAS Perth and USS Houston’ was opened yesterday at the Australian National Maritime Museum in Sydney, 5 October 2017. The exhibition was opened as part of efforts to strengthen maritime cooperation between Australia and Indonesia to pay tribute to the Australian cruiser HMAS Perth and the American cruiser USS Houston that were both sunk in the Sunda Strait, between the islands of Java and Sumatra, on 28 February – 1 March 1942. During the Indonesian President, Jokowi Widodo’s state visit to Australia in February 2017, Prime Minister Turnbull and President Widodo acknowledged the 75th Anniversary of the sinking of the HMAS Perth and reaffirmed their commitment to work together to strengthen cooperation in the area of maritime cultural heritage. Referring to more than half of the HMAS Perth wreck site that has been illegally salvaged by divers, “Australia stands ready to work closely with Indonesia to protect the remains of the wreckage”, stated the Hon Julie Bishop MP, Minister of Foreign Affairs, who was present at the opening. His Excellency Mr. Kristiarto Legowo, the Indonesian Ambassador to Australia, and Dr. Yayan Mulyana, the Indonesian Consul General to NSW, QLD and SA, were also present at the opening, highlighting two countries commitment to greater cooperation in this field. “I am pleased to hear that the mateship that has existed between Indonesia and Australia for more than seven decades continues as we worth together to research and protect the remains of HMAS Perth shipwreck”, reaffirmed Ambassador Legowo at the opening. The exhibition will remain on show in Sydney until 19 November 2017. A version of the exhibition is also on display at Bahari Museum in Jakarta, Indonesia. Sydney, 6 October 2017 Media Team KJRY Sydney

facebook.com

Konjen RI Ajak Pengusaha Indonesia di Sydney Perkuat Diplomasi Ekonomi “Diaspora pengusaha Indonesia di Australia adalah juga agen diplomasi ekonomi Indonesia”, demikian disampaikan Konsul Jenderal RI Sydney Yayan G. H. Mulyana dalam pertemuannya dengan pengurus Indonesia Business Council (IBC)-Sydney pada Senin (25/09/2017). IBC-Sydney diajak untuk berkontribusi bagi penguatan hubungan dan kerja sama ekonomi Indonesia-Australia, khususnya melalui upaya diplomasi ekonomi. Konjen RI berharap IBC dapat berperan aktif menyampaikan berbagai kemajuan di bidang ekonomi di tanah air kepada pebisnis di Australia dan menjadi jembatan bagi kerja sama pengusaha Indonesia-Australia. IBC-Sydney menyambut baik ajakan tersebut dan mengapresiasi upaya KJRI Sydney untuk menyinergikan program KJRI dengan kegiatan IBC. “IBC-Sydney tengah memperkuat kelembagaan kami, salah satunya melalui restrukturisasi organisasi dan keanggotaan”, ungkap D. K. Dewanata, Ketua IBC-Sydney. Kedepannya, IBC-Sydney akan mengupayakan penyelenggaraan diskusi dan jejaring secara berkala, penyusunan direktori pengusaha diaspora Indonesia di wilayah akreditasi KJRI Sydney, dan pemberdayaan UMKM dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Australia. IBC-Sydney adalah forum bagi pengusaha Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menjadi penghubung warga Indonesia dan Australia dalam mengembangkan bisnis dan kerja sama. IBC-Sydney dibentuk tahun 2007 dan sampai hari ini terus berkembang dan mendukung pengusaha Indonesia maupun Australia dalam bisnis di Indonesia. Sydney, 25/09/17 Fungsi Ekonomi KJRI Sydney

facebook.com

Perkenalkan Dubes Kristiarto Legowo, Konjen RI Sydney apresiasi kontribusi masyarakat Indonesia di Australia Selatan bagi hubungan Indonesia dan Australia Sebagai bagian dari rangkaian kunjungan resmi Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Kristiarto Legowo ke Adelaide, Australia Selatan 30 September – 4 Oktober 2017, pada tanggal 2 Oktober 2017, bertempat di Café Gembira, Adelaide telah berlangsung acara silaturahmi “Perkenalan Dubes RI dengan Masyarakat Indonesia di Australia Selatan”. Kunjungan resmi Dubes ke Adelaide ini dalam rangka melakukan pertemuan kehormatan dengan pejabat tinggi setempat. Sebagaimana dimaklumi, pada tanggal 27 Juni 2017 lalu Bapak Kristiarto S. Legowo telah secara resmi menyerahkan surat-surat kepercayaan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu kepada Gubernur Jenderal Australia, Sir Peter Cosgrove. Pasca penyerahan surat-surat kepercayaan ini, sebagaimana praktik dalam dunia diplomatik, Dubes RI selanjutnya dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke masing-masing negara bagian untuk melakukan pertemuan resmi dengan pejabat pemerintah dan parlemen masing-masing negara bagian di Australia, termasuk di Australia Selatan. “Bapak Dubes yang kami cintai, dari hampir 2 juta penduduk di Australia Selatan ini, jumlah warga kita ada sekitar 1.800 orang”, ungkap Konjen Mulyana. “Jumlah komunitas Indonesia secara kuantitas tentu tidak terlalu banyak, namun secara kualitas, telah berkontribusi sangat signifikan pada penguatan people to people contact antara Indonesia dan Australia Selatan, termasuk melalui ajang promosi INDOfest” Konjen mengapresiasi peranan masyarakat Indonesia di Australia Selatan. Sementara itu, Dubes Kristiarto Legowo dalam sambutan menyampaikan apresiasi atas kesempatan penting untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat Indonesia di Australia Selatan tersebut. “Saya mengapresiasi tinggi kesempatan sangat berharga ini, untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat Indonesia, selaku utusan Pemerintah RI di Australia yang berkewajiban untuk mengamankan kepentingan nasional. Salah satunya adalah pelayanan dan perlindungan warga”, ungkap Dubes dengan mimik serius. Acara perkenalan pada malam tersebut berlangsung dengan baik dan lancar. Kesuksesan penyelenggaraan kegiatan ini merupakan salah satu bukti lain kolaborasi yang baik antara KJRI Sydney, KBRI Canberra, PPIA South Australia, dan tokoh masyarakat di Australia Selatan. Adelaide, 2 Oktober 2017 Tim Media KJRI Sydney

facebook.com

KMILN Bukan Untuk Kejar Pajak dari WNI dì Luar Negeri Hal tersebut ditegaskan oleh Duta Besar Niniek Kun Naryatie, Staf Ahli Menteri Luar Negeri RI pada sosialisasi Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) yang berlangsung di Universitas Flinders, kampus Victoria Square (30/9/17). Tidak kurang dari 60 orang masyarakat dan diaspora Indonesia di Adelaide dan sekitarnya menghadiri acara sosialisasi yang difasilitasi IDN Australia Selatan dan IDN Australia ini. Turut hadir dan memberikan sambutan pada kegiatan ini adalah Dubes Kristiarto Legowo dan Konsul Jenderal Yayan Mulyana. “informasi yang berkembang liar di antara masyarakat dan diaspora, KMILN akan menjadi alat Pemerintah untuk mengejar pajak dari masyarakat Indonesia di luar negeri”, ungkap Dubes Niniek. “Itu tidak benar. KMILN merupakan tanda pengenal bagi WNI di Luar. Dan dari sisi kepentingan Pemerintah, KMILN merupakan alat memetakan potensi KMILN dan alat pemetaan jejaring MILN”, tegas Dubes Niniek. Sementara itu, Dubes RI Canberra, Kristiarto Legowo dalam sambutan menegaskan bahwa KMILN merupakan salah satu bentuk dari apresiasi Pemerintah kepada masyarakat Indonesia dan ex-WNI di Luar negeri. Dubes Kristiarto lebih lanjut mendorong masyarakat dan diaspora Indonesia di Australia Selatan untuk berperan aktif dalam upaya meningkatkan saling pengertian antara Indonesia dan Australia. Sebagaimana dimaklumi, berdasarkan data statitistik pemerintah setempat, total masyarakat dan diaspora Indonesia di Australia Selatan mencapai sekitar 2.000 orang. Keberadaan komunitas dan diaspora Indonesia Indonesia ini telah secara nyata berkontribusi pada pembangunan masyarakat multibudaya di Australia Selatan. “Keberadaan komunitas dan diaspora Indonesia di Australia Selatan sangat penting dalam membangun hubungan yang lebih kuat antara komunitas kedua negera. Salah satu kegiatan kontstruktif dari komunitas dan diaspora Indonesia yang telah mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Australia Selatan adalah INDOFest”, urai Konjen RI Sydney, Dr. Yayan G.H. Mulyana dalam sambutan pengantar sebelum sosialisasi KMILN tersebut. INDOfest merupakan ajang promosi seni, budaya dan kuliner Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun di pusat kota Adelaide, sudah berlangsung selama 10 tahun. Adelaide, 2 Oktober 2017 Tim Media KJRI Sydney

facebook.com

INDOfest is an important event for the Indonesian-Australian relationship, many SA leaders were present In light of Indofest 2017, hosted by the Australian Indonesian Association of SA (AIASA), thousands of members from both the Indonesian and Australian communities in Adelaide joined the festivities in Victoria Square yesterday (1/10/17), to celebrates Indonesian tradition, culture and cuisine from various provinces across the Indonesian Archipelago. Marking the 10th annual running of Indofest-Adelaide, many significant figures from South Australia and Indonesia were present, namely Governor of SA Hieu Van Le AO, Premier of SA Jay Weatherill MP, Lord Mayor of Adelaide Martin Hease and Minister for Social Inclusion, Multicultural Affairs Zoe Bettison MP, as well as the Indonesian Ambassador to Australia Kristiarto Legowo and the Indonesian Consulate General of NSW, SA & QLD, Dr. Yayan Mulyana. Indeed the presence of such officials highlights the efforts of the Indonesian and Australian governments commitment to strong bilateral people to people contacts. "Indofest is a catalyst for bringing understanding of Indonesian culture to the heart of Adelaide", Ms Firda Firdaus, President of AIASA said during the opening of the festival. This statement was supported by both the Governor and Premier of SA during their remarks "Indofest is a way to create mutual understanding between our two cultures [Australia and Indonesia], which allows us to build friendships and create a bridge between Adelaide and Indonesia that in turn deepens the prosperity of each country", said the Hon Jay Weatherill, Premier of SA. Indonesian Ambassador Mr. Legowo, also supported the statement: "today Indofest has become one of the largest Indonesian cultural festivals in the world and it is located in the heart of Adelaide" he said during his remarks. "The presence of many SA leaders at the festival is evidence of the importance of Indofest to Adelaide and Indofest to the Australian and Indonesian relationship", Mr. Legowo continued. Adelaide, 2 October 2017 Media Team KJRI Sydney

facebook.com

Quiz

NEAR KJRI Sydney