Top Local Places

IASI-Germany

PO Box 76 21 43 , Hamburg, Germany
Non-governmental organization (ngo)

Description

ad

A non-government organization whose members are corporate, professionals, academics and students who have interest in the development of Indonesia . Verband Deutsch-Indonesische Fachkräfte und Akademiker e.V. (Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia-Jerman, IASI)"  is a non-government organization whose members are Corporate, professionals and academics   Indonesian and German citizens in (or used to live in) Germany who have interest in the relation between these two countries and development of Indonesia. IASI was established on 21 February 1976 in Bonn by Prof. Dr. BJ. Habiebie  and currently is registered as a non-governmental organization under German law in local court of Hamburg Nr. 3/VR 9159.

CONTACT

RECENT FACEBOOK POSTS

facebook.com

Kegiatan SES expert di Indonesia di SMK 1 Cibadak di Bild Zeitung. Video und Text : http://www.bild.de/reise/traumreisen/indonesien/deutscher-baecker-indonesien-54159174.bild.html

facebook.com

Malam Sastra Indonesia bersama Triyanto Triwikromo di Universitas Hamburg ============================= (Oleh: Yanti MY / M. Heinschke) Pendahuluan ---------------------- Pada hari Selasa malam, 7 November 2017, Himpunan Masyarakat Jerman – Indonesia (DIG)- Hamburg bekerjasama dengan Bidang Studi Indonesia/Melayu/Pasifik - Universitas Hamburg, mengundang sastrawan Indonesia, Triyanto Triwikromo, sebagai pembicara utama dalam acara ‚Malam Sastra Indonesia dan Diskusi Bersama Triyanto Triwikromo‘. Perwakilan pengurus IASI juga berkenan hadir dalam acara ini. Acara yang diselenggarakan di gedung Asien-Afrika-Institut, Universität Hamburg, pukul 18.30 sampai 20.30 itu dihadiri oleh warga Indonesia dan Jerman, baik para mahasiswa maupun hadirin umum lainnya. Acara bersifat terbuka untuk siapa saja yang tertarik dengan topik seputar sastra Indonesia dan kaitannya dengan perkembangan terkini di Indonesia. Acara berlangsung dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman, baik selama penyajian maupun diskusi. Seorang mahasiswi Jerman bidang studi Sosiologi dan bidang studi Indonesia, bernama Vanessa Sembiring, membacakan beberapa bait tulisan Triyanto Triwikromo dalam terjemahan bahasa Jerman. Sementara itu, sebagai moderator dan penerjemah lisan adalah Dr. Martina Heinschke, pengurus DIG – Hamburg yang juga pengajar bidang Sastra Indonesia di Departemen Asia Tenggara. Acara Malam Sastra Indonesia ini dibuka oleh Karen Stadtlander selaku Presiden DIG – Hamburg. Juga diperkenalkan sekilas tentang Triyanto Triwikromo kepada para hadirin. Karen Stadtlander adalah staf tetap Universitas Hamburg yang juga bekerja sebagai penerjemah resmi negara, seperti halnya Dr. Martina Heinschke. Triyanto Triwikromo dan Identitas Jawa ---------------------------------------------------------------- Untuk kalangan pencinta dan pegiat Sastra Indonesia, nama Triyanto Triwikromo tidaklah asing lagi. Penulis Jawa kelahiran Semarang pada tanggal 15 September 1964 ini mengakui bahwa dirinya adalah “orang Jawa yang masih sangat Jawa yang tradisi ke-Jawa-annya akan tetap melekat, ke mana pun dan di mana pun dia berada”. Tradisi dan identitas ke-Jawa-an sangat mempengaruhi cara berpikir Triyanto Triwikromo. Baik dalam karya tulisnya sendiri maupun ketika menerjemahkan atau menganalisa hasil karya sastra penulis-penulis dunia. Contohnya, kegiatannya saat ini yang sedang menganalisa seluk-beluk tentang penulis Jerman, Franz Kafka. Tengah digarapnya sejak bulan Oktober 2017, dalam rangka Program Residensi Sastra selama tiga bulan di Berlin. Hasil risetnya tentang Franz Kafka akan menghasilkan sebuah karya baru dalam bentuk sebuah buku sastra karya Triyanto Triwikromo sendiri. Kunjungan Triyanto Triwikromo ke Universitas Hamburg merupakan yang pertama kalinya. Namun kunjungan sastranya di Jerman telah dilakukan sebelumnya, misalnya di Berlin dan Frankfurt. Dalam Pameran Buku Internasional di Frankfurt (Frankfurter Buchmesse) pada tahun 2015 Triyanto Triwikromo merupakan salah satu dari sekian sastrawan Indonesia yang menjadi sastrawan tamu. Buku-buku hasil karyanya serta terjemahannya dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman telah turut dipamerkan. Seperti diketahui bersama, pada pameran buku internasional 2015 di Frankfurt itu Indonesia telah terpilih menjadi Guest of Honor atau Negara Tamu Kehormatan. Bahasan dan Diskusi ---------------------------------- Karya Sastra utama yang disajikan dan dibahas oleh Triyanto Triwikromo pada malam sastra di Universitas Hamburg kali ini adalah novelnya ‚Surga Sungsang‘ yang sebagian telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman, yakni bab Wali Kesebelas -“Der elfte Heilige”. Novel ini menjalin kisah jaman wali pada abad ke-15 dengan cerita fiksi masa kini. Berbeda dengan tradisi Jawa yang membatasi jumlah para wali hanya sembilan, maka Surga Sungsang mengisahkan sepasang wali kembar yang berstatus sebagai wali kesepuluh dan wali kesebelas. Kedua wali kembar ini digambarkan memiliki kesalehan yang sama tingginya, tetapi dengan haluan yang berbeda. Yaitu: wali yang kesepuluh bergabung dengan kekuasaan negara, sedangkan wali kesebelas - walaupun tidak berkhotbah - menjadi teladan bagi suatu masyarakat desa di sebuah tanjung terpencil karena kesederhanaannya dan kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit-penyakit. Perbedaan pola hidup wali kesebelas ini tidak dapat diterima oleh wali kesepuluh. Dalam perkembangan selanjutanya dikisahkan tentang kematian Syekh Siti Jenar, yang dalam kematiannya berwujud sebagai bangkai anjing. Hal ini untuk mencegah dibuatkannya makamnya yang kemungkinan nantinya akan dikeramatkan oleh masyarakat pemujanya. Triyanto Triwikromo menyatakan bahwa teks Jawa masa lampau tetap dapat berbicara kepada para pembaca sekarang dan berguna sebagai cerminan bagi peristiwa masa kini. Titik temunya antara lain berupa persoalan yang sejak dulu belum terselesaikan, terutama yang menyangkut hubungan antara Islam dan Jawa. Sumbangan dari novel Surga Sungsang adalah menghidupkan kembali tokoh-tokoh yang tidak pernah jatuh ke dalam ceriuk Islam yang berpolitik dan memperlihatkan kesulitan manusia masa kini yang berpegang pada sikap tersebut. Bagaimanakah seorang pengarang Indonesia yang sadar akan warisan Jawanya harus bersikap terhadap yang nasional dan yang global? Dalam kumpulan esei berjudul „Jungkir Balik Jagat Jawa“, Triyanto Triwikromo mengangkat istilah ‚Glocalisation‘ untuk mengingatkan bahwa globalisasi di manapun bertemu dengan yang lokal. Kesemrawutan jaman kini sebaiknya ditanggapi dengan „berjungkir balik“. Dalam basa Jawa berarti ‚berikhtiar sekuat tenaga‘ – baik dengan cara yang lumrah maupun dengan cara yang sungsang, yang berarti kaki dipakai sebagai kepala dan kepala dipakai sebagai kaki. Orang yang berpikir sungsang tidak berpikir secara linear. Artinya, tidak merespon dengan lurus, melainkan mengatasi persoalan-persoalan dengan hal-hal yang cocok dengan ke-Jawa-annya. Contoh sejarah yang terkenal tertera dalam ‘Serat Gatholoco’ tentang 5 kali sembahyang. Di situ dikatakan misalnya: berdiriku adalah shalatku, makanku adalah shalatku, dudukku adalah shalatku, dan lain-lain. Artinya, tindakan menghadap Tuhan adalah sebuah proses yang terus menerus dan menyeluruh dalam semua aspek. Tindakan berpikir jungkir balik demikian didukung pula dengan prinsip Jawa lainnya, yaitu prinsip ‚momong‘ (mengasuh) dan dengan momong semuanya bisa ditafsir. Hal ini misalnya sangatlah relevan dengan perkembangan saat ini. Menurut Triyanto Triwikromo, secara konkret sekarang bisa kita lihat perkembangan yang terjadi di DKI Jakarta. Kesungsangan yang menjadi spirit Jawa hari ini hendak diluruskan dan diseragamkan dengan berporos ke satu arah, yaitu Arab. Sejauh mana kekhasan lokal dan warisan masa silam bisa diberi ruang telah menjadi tanda tanya, tidak hanya di Jawa, melainkan juga dengan Islam di Bali, Lombok, Sunda, dan tempat-tempat lainnya. Novel pendek Surga Sungsang adalah salah satu sumbangan sastrawi terhadap diskusi tersebut. Dan itulah yang dilakukan Triyanto Triwikromo selama ini. Hal yang ingin dicapai adalah perdamaian dan toleransi. Keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling bergandengan tangan. Dalam konteks ini pula akan tercipta ruang untuk Islam ke-Jawa-an dan Islam Nusantara. Dalam kaitan dengan sungsang sebagai ideologi Jawa yang berprinsip ‘harmoni’, ada beberapa hal yang diungkapkan, yaitu: - Dengan berpikir sungsang ada nilai-nilai Jawa yang bisa ditafsir ulang - Menyerbu tanpa membawa pasukan - Menang tanpa merendahkan - Harmoni Jawa ‚Yang waras mengalah‘ pada hari ini harus ditafsir ulang - Gus Mus berkata: ‚Yang waras jangan mengalah‘ - Artinya: Yang waras harus berani - Dari harmoni yang pasif menjadi harmoni yang aktif - Orang jawa jangan lagi menjadi budak karena prinsip harmoni Pemikiran paradoks atau pemikiran sungsang itu dalam konteks Jawa sudah ada sejak dulu. Terdapat misalnya satu kalimat kesungsangan bijaksana yang berbunyi: ‚Kamu boleh mengikuti air mengalir, tetapi kamu jangan sampai hanyut atau tenggelam bersama air yang mengalir itu. Triyanto Triwikromo dan Franz Kafka ------------------------------------------------------------ Di mana pun orang Jawa tinggal, mereka tidak akan meninggalkan ke-Jawa-annya. Ada kultur yang tetap dibawa. Tetapi kultur itu sudah berelasi. Pertanyaan akan muncul: Apa akar saya? Menurut Triyanto Triwikromo, saat dia berada di Jerman, ke-Indonesia-annya muncul. Tetapi jiwanya tetap Jawa, walaupun dalam ruang seasing apa pun. Seperti telah disinggung sebelumnya, saat ini di Berlin Triyanto Triwikromo sedang melakukan riset tentang penulis Jerman, Franz Kafka (1883 – 1924), seorang pengarang avant-garde (perintis gaya kemodernan) yang karyanya pada masa kini pun masih terasa sangat modern. Walaupun Franz Kafka seorang orang Eropa (Austria), Triyanto Triwikromo menelitinya dengan cara-cara orang Jawa. Cara berpikir Kafka mirip-mirip cara berpikir orang Jawa, karena sama-sama menabrakkan yang rasional dengan yang irasional. Dengan demikian, Triyanto Triwikromo merasa sangat cocok mendekati hidup dan karya sebagai pengarang dengan „realisme Jawanya“ yang melihat dunia tidak terbatas pada realitas saja. Sebelum menutup diskusi, Triyanto menceritakan sedikit naskah novel yang sedang digarapnya. Berangkat dari cerita Kafka yang menjadikan tokoh Gregor Samsa sebagai seekor serangga. Dalam naskah Triyanto, Kafkalah yang dijadikan sebagai seekor sapi. Tokoh narator adalah iblis. Sumber inspirasi antara lain diambil dari riset mengenai diri Kafka dan tunangannya, Dora. Sumber inspiratif lainnya misalnya sebuah patung di stasiun pusat Berlin (Hauptbahnhof Berlin). Juga hal-hal lain yang ditemukannya selama masa residensinya di Berlin saat ini. Selama hidup di ibu kota Jerman, ke-Indonesia-an yang dirasakan Triyanto di tanah air sebagai sesuatu yang lumrah, malah kini makin kentara dalam pemikirannya sebagai bagian dari identitasnya. Bagaimana seorang Jawa-Indonesia menafsirkan Kafka? Bagaimana dia merekonstruksi ulang hal-hal yang berhubungan dengan Kafka? Bagaimana yang irasional menjadi rasional? Memahami yang asing dengan keasingan? Yang sedang dilakukan seorang Triyanto Triwikromo adalah: Tafsir baru tentang Kafka. Triyanto Triwokromo mengakui: ‘Saya merasa cocok dengan Kafka.’

facebook.com

Pemberian Penghargaan 'Primaduta Award' 2017, Sosialisasi Kinerja KBRI Berlin, dan Perpisahan dengan Dubes RI untuk Jerman ===================================== (oleh: Yanti MY / Yudi AR) Pada tanggal 19 November 2017 perwakilan dari IASI - Jerman menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh KBRI Berlin di Auditorium Friedrichstrasse Berlin. Ada tiga program utama yang diselenggarakan dalam acara tersebut, yaitu: 1) Pemberian penghargaan Primaduta Award 2017 dari pemerintah Republik Indonesia kepada empat perusahaan Jerman. 2) Sosialisasi kinerja KBRI Berlin 2014 – 2017. 3) Perpisahan Dubes Republik Indonesia untuk Jerman dengan perwakilan ormas Indonesia dan Jerman. A. Primaduta Award 2017 ==================== Ada empat perusahaan Jerman yang pada tahun 2017 ini memperoleh penghargaan Primaduta Award dari pemerintah Republik Indonesia. Penghargaan tertinggi ini diberikan oleh pihak Kementrian Perdagangan RI untuk perusahaan-perusahaan Jerman yang selama minimal lima tahun telah aktif mengimpor produk dari Indonesia ke Jerman, memiliki kecenderungan pertumbuhan impor yang positif, dan turut melakukan promosi produk Indonesia di Jerman. Ada pun dari keempat perusahaan yang menerima penghargaan, hanya tiga yang hadir dan terwakili semalam, yaitu (sesuai dengan rankingnya): 1) Flores Farm (Produk: Kacang Mete/Cashew) Penghargaan diterima oleh pimpinannya: Jochen Wolf. 2) Ant. Ankersmit & Co. (Produk: Tembakau) Penghargaan diterima oleh pimpinannya: Jens Reissner. 3) Tee Geschwender (Produk: Teh) Penghargaan diterima oleh pimpinannya: Wolfgang Baum. B. Sosialisasi Kinerja KBRI Berlin 2014 – 2017 ==================================== Berbagai program KBRI Berlin selama kurun waktu empat tahun telah dirangkum dalam bentuk tayangan video foto-foto yang disertai keterangan-keterangan singkatnya. Tayangan tersebut dipertunjukkan di layar besar auditorium, mulai dari kegiatan perundingan bilateral Jerman – Indonesia, kunjungan para pejabat dari kementrian dan parlemen Indonesia, pertemuan dengan kalangan pengusaha Jerman, berbagai kegiatan selama pertemuan puncak G-20 (termasuk pertemuan tingkat Menteri maupun pertemuan bilateral antar Kepala Negara), hingga berbagai pertemuan di bidang pertahanan, sosial budaya, ekonomi, pembangunan, dan lain-lain. Setelah penayangan video foto-foto kegiatan KBRI tersebut, acara sosialisasi dilanjutkan dengan sambutan singkat dari Duta Besar Dr. Ing.- Fauzi Bowo. Disinggungnya bahwa yang berhak menilai kinerja KBRI Berlin selama masa pimpinannya adalah: 1) Masyarakat Indonesia di Jerman 2) Masyarakat dan pemerintah Jerman 3) Pemerintah RI di Jakarta sebagai atasan C. Perpisahan dengan Fauzi Bowo dan Sri Hartati Bowo ================================== Sesi program perpisahan dibuka dengan sambutan dari Wakil Kepala Perwakilan RI Berlin, Perry Prada. Selanjutnya diisi dengan berbagai acara hiburan dari ormas-ormas Indonesia di Berlin, serta pemberian cindera mata untuk pasangan Fauzi Bowo dan Sri Hartati Bowo. Beberapa ormas Indonesia yang tidak bisa menghadiri acara secara langsung telah turut pula menyampaikan pesan dan kesan mereka dalam bentuk klip-klip video pendek. Keseluruhan program dipandu oleh dua orang pembawa acara (MC) yang telah menghangatkan suasana dengan riang, dilengkapi dengan berbagai acara hiburan serta santap malam kuliner khas Indonesia. D. Networking IASI dengan Berbagai Pihak ================================= Selama acara yang berlangsung lebih dari tiga jam itu, perwakilan IASI - Jerman telah pula berinteraksi dan memperluas jaringan kerjanya dengan berbagai pihak yang hadir, diantaranya: - dengan Kepala Redaksi Seksi Indonesia - Deutsche Welle, Vidi Legowo-Zipperer, tentang pengisian Program TV Inovator DW. - dengan Atase Imigrasi KBRI Berlin, Hermansyah Siregar, tentang rencana sosialiasi topik ‚Warganegara dan Keimigrasian‘. - dengan para pegiat kebudayaan tentang bermacam-macam topik kegiatan kebudayaan. **** Keterangan foto dari kiri ke kanan: ___________________________ 1) Foto bersama perwakilan IASI - Jerman dengan Dubes Fauzi Bowo dan Sri Hartati Bowo, serta beberapa perwakilan ormas Indonesia di Jerman. 2) Para penerima penghargaan Primaduta Award 2017. 3) Perundingan bilateral kepala pemerintah RI dan Jerman. 4) Kerjasama Indonesia - Jerman dalam bidang pendidikan vokasi. 5) Penyerahan pemenang Lomba Pidato Berbahasa Indonesia 2015. 6) Pemberian cindera mata dari Oikumene Berlin. 7) Puspa Kencana Angklung Orchester Berlin. 8) Klip video dari Pura Hindu di Berlin.

facebook.com

Lokakarya Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) 2017 di Jerman (Konferenz der Lehrenden für Indonesisch als Fremdsprache in Deutschland – 2017) ===================================== (oleh: Yanti MY) Pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 3 dan 4 November 2017, telah berlangsung "Lokakarya Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)" di HTWG Konstanz, sebuah perguruan tinggi di Jerman bagian selatan yang memiliki pemandangan indah sekali. Lokakarya yang berlangsung dengan lancar dan sukses tersebut dikoordinasi oleh “Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Cabang Jerman“ periode 2016 – 2020. Untuk perencanaan dan pelaksanaannya juga melibatkan panitia kecil yang terdiri dari para mahasiswa dan staf program Indonesia HTWG Konstanz. Kepengurusan APPBIPA - Jerman periode 2016 – 2020 terdiri dari: Ketua I - Andi Nurhaina (HTWG Konstanz), Wakil Ketua - Yanti Mirdayanti (Universität Hamburg), Sekretaris – Sein Brustle (Universität Freiburg), dan Bendahara – Hendy Holzwart (Universität Frankfurt). Pelantikan resmi pengurus telah dilakukan pada hari kedua lokakarya melalui daring Skype dengan dipandu oleh Ketua APPBIPA Pusat di Jakarta, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. Dengan demikian, lokakarya ini merupakan yang pertama sejak APPBIPA Jerman dibentuk pada bulan Oktober 2016. Dalam proses persiapan dan pelaksanaannya, APPBIPA Jerman bekerjasama dengan APPBIPA Pusat di Jakarta dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin – Jerman, dalam hal ini terutama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan. Selain diikuti oleh para pengajar BIPA dari berbagai perguruan tinggi di Jerman (Universität maupun Fachhochschule), lokakarya ini juga diikuti oleh para pengajar dari beberapa lembaga kursus bahasa di Jerman (VHS/Volkhochschule maupun Kursus Perorangan). Selain itu, hadir pula perwakilan dari Pengurus Pusat APPBIPA Jakarta, Dr. Ari Kusmiatun yang juga sedang melakukan tugas pendampingan BIPA untuk beberapa bulan di HTWG Konstanz. Hadir juga sastrawan dan wartawan surat kabar Suara Merdeka, Triyanto Triwikromo yang kebetulan sedang menjalani program residensi sastra di Berlin selama tiga bulan atas beasiswa dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Demikian pula Duta Besar RI untuk Jerman, Dr. -Ing. Fauzi Bowo, dan Atdikbud KBRI, Dr. rer. nat Ahmad Saufi, telah berkenan hadir pada hari kedua lokakarya. Pada hari pertama, lokakarya berlangsung mulai pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 17.30. Acara dibuka oleh Prof. Dr. Helmut Weber (Penanggung Jawab Regional Asia Tenggara, Program Studi Bahasa dan Perekonomian Asia dan Manajemen, HTWG Konstanz) dan Andi Nurhaina selaku Ketua APPBIPA - Jerman. Kemudian disambung dengan penyampaian beberapa makalah sebagai berikut: - Sosialisasi APPBIPA oleh Dr. Ari Kusmiatun (Universitas Negeri Yogyakarta dan Pengurus Pusat APPBIPA). Topik: APPBIPA sebagai Wadah Pemersatu Para Pejuang BIPA. - Makalah oleh Yanti Mirdayanti (Universität Hamburg). Topik: Pengajar BIPA sebagai Duta Diplomasi Budaya. - Makalah oleh Inna Herlina (VHS Berlin). Topik: Bahasa Indonesia dan Komunikasi Antarbudaya. - Makalah oleh Hedy Chandra-Holzwarth (Universität Frankfurt). Topik: Beberapa Ide untuk Mengembangkan Kosakata. Pada hari kedua, lokakarya berlangsung sehari penuh, dari pukul 9.00 pagi sampai dengan pukul 17.00. Dubes Fauzi Bowo dan Atdikbud Ahmad Saufi dari KBRI Berlin turut memberikan sambutannya. Beberapa makalah dan workshop yang disampaikan adalah sebagai berikut: - Makalah oleh Dr. Ari Kusmiatun (PPSDK, Badan Bahasa Jakarta). Topik: Evaluasi dalam Pembelajaran BIPA (UKBI atau UKBIPA). - Makalah oleh Sylvia Seiler-Budiman (VHS Karlsruhe). Topik: Audio Visual dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Negara yang Berbahasa Jerman (Jerman, Austria, Swiss). - Makalah dari Kuala-Lumpur melalui daring Skype oleh Manuel Denner (Alumnus HTWG Konstanz). Topik: Pengalaman Belajar BIPA - Makalah/Workshop oleh Dyah Narang-Huth (IKAT). Topik: Penggunaan Bahan Ajar Autentik dalam Pengajaran BIPA. - Makalah oleh Christa Saloh-Förster (Universität Bonn). Topik: Program BIPA di Universität Bonn. - Makalah oleh Triyanto Triwikromo (Penulis dan Wartawan ‘Suara Merdeka’). Topik: Perihal Martabat Bahasa, Sastra Indonesia Mutakhir, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. - Sambutan oleh Dubes RI untuk Jerman, Dr. –Ing. Fauzi Bowo. - Diskusi dipandu oleh Atdikbud, Dr. Ahmad Saufi. Topik: Peluang Kerjasama Penerjemahan. - Pelantikan Pengurus APPBIPA Cabang Jerman 2016 – 2020 oleh Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. (Ketua Umum APPBIPA Pusat - Indonesia). - Rembuk Bersama APPBIPA Cabang Jerman, dipandu oleh Andi Nurhaina (Ketua PPBIPA – Jerman). Topik Diskusi: Program Empat Tahun Kepengurusan APPBIPA – Jerman. Salah satu dari beberapa hasil penting dari rembuk bersama lokakarya tanggal 3 - 4 November 2017 ini adalah kesepakatan pelaksanaan Lokakarya Pengajar BIPA berikutnya yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2018 dengan bertempat di Rumah Budaya Indonesia di Berlin. Hal ini telah disetujui oleh pihak KBRI di Berlin dan telah disampaikan sebagai laporannya ke Jakarta. APPBIPA - Jerman bertekad untuk terus menjalin kerjasama dan membina jaringan kerja (network) yang erat antara seluruh pengajar dan pegiat BIPA di Jerman dan tentunya dengan pihak APPBIPA Pusat di Indonesia. Berbagai program konkret akan terus dikembangkan demi suksesnya program pengajaran BIPA di Jerman sebagai medium dan motor utama promosi bahasa dan budaya Indonesia di kancah internasional. APPBIPA – Jerman berterima kasih banyak kepada seluruh peserta lokakarya dan semua pihak (HTWG Konstanz, KBRI Berlin, APPBIPA Jakarta) yang telah mendukung lancarnya perencanaan dan pelaksanaan Lokakarya Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Jerman, 3 – 4 November 2017. **

facebook.com

Kunjungan NU-Jerman di Hamburg ------------------------------------------------------ (oleh: Yanti MY) Silaturahmi hangat antara pengurus NU-Jerman dengan Program Studi Indonesia - Uni Hamburg dan IASI - Jerman telah berlangsung hari Sabtu, tanggal 11 November 2017 di Institut Asia - Afrika, Universitas Hamburg. Pertemuan diantaranya diisi dengan acara saling memperkenalkan diri dan sosialisasi tentang program masing-masing. Pertemuan ini baru merupakan silaturahmi tahap awal. Semoga ke depannya akan bisa berlangsung kegiatan-kegiatan keilmuan bersama yang diantaranya bertemakan Dialog Lintas Agama yang berspirit Bhinneka Tunggal Ika dan Demokrasi Pancasila. Laporan dalam artikel berikut adalah salah satu contoh kontribusi penting NU-Jerman dalam topik Dialog Lintas Agama di Jerman: https://www.nu.or.id/post/read/82683/inspirasi-dari-indonesia-untuk-jerman-yang-dilanda-islamofobia

facebook.com

Untuk 7 November 2017. Silakan hadir!

facebook.com

facebook.com

facebook.com

Pertemuan IASI - Jerman dengan Perwakilan AFA - Indonesia di Jerman ==================================== (Oleh: Yanti MY) Pertemuan antara pengurus IASI dan lima orang perwakilan AFA - Indonesia di Jerman telah berlangsung pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017, jam 12.00 – 15.00, Asien-Afrika-Institut, R. 233 - Universität Hamburg. Grup AFA (singkatan dari: Au-Pair, FSJ, Azubi) merupakan kelompok diaspora muda Indonesia di Jerman, baik yang sedang bekerja sebagai Au-Pair, melakukan Kerja Sosial, maupun yang sedang mengikuti Sekolah Kejuruan Sistem Dual Jerman (pendidikan kejuruan/vokasi). Adapun kelima orang perwakilan AFA yang hadir dalam pertemuan dengan IASI masing-masing ada yang sedang berkuliah di program S2, ada yang baru datang dan bekerja sebagai Au- Pair, ada yang baru menyelesaikan pendidikan Sistem Dual, ada yang sedang melakukan Kerja Sosial, dan ada yang sudah mendapat pekerjaan tetap. Anggota AFA Indonesia di Jerman saat ini telah berjumlah ratusan orang. Belum diketahui jumlahnya yang pasti, karena belum dilakukan survei pengumpulan data dari seluruh Jerman. Kelompok diaspora muda yang sangat mandiri dan berpotensi ini tersebar di berbagai wilayah di Jerman. Di kota besar maupun kecil. Berkat adanya jaringan media sosial, kini diaspora AFA sudah bisa terhubung satu dengan yang lainnya dan bisa saling berbagi informasi. Diaspora AFA selama ini belum berafiliasi ke ormas Indonesia mana pun di Jerman. Mereka mengakui bahwa selama ini tidak tahu percis harus berafiliasi ke ormas yang mana, sehingga sering merasa kesulitan untuk bisa turut serta menyalurkan bakat dan aspirasi ketika ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Indonesia di Jerman. IASI segera merespon terhadap permasalah tersebut dan mengakui bahwa diaspora AFA Indonesia di Jerman merupakan kelompok diaspora Indonesia yang sangat berpotensi serta memiliki keahlian-keahlian tertentu yang sangat bervariasi. Diaspora AFA nerupakan aset yang sangat penting, baik untuk Jerman sendiri maupun untuk Indonesia. Pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Mereka datang ke Jerman pada usia produktif, penuh semangat serta optimisme akan masa depan yang baik, produktif, dan mandiri. Mereka bekerja sosial sambil terus mengasah bahasa Jerman mereka. Banyak dari mereka yang datang dari Indonesia sudah dengan mengantongi ijazah S1. Lalu setahun atau dua tahun kemudian, setelah melakukan kerja Au-Pair atau pun Kerja Sosial di Jerman mampu memulai program vokasi Sistem Dual secara penuh di perusahaan-perusahan sektor sosial maupun di industri-industri Jerman. Kemudian menjadi tenaga sangat profesional. Atau pun berlanjut ke program studi S2 di universitas di Jerman. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk terus sampai ke jenjang S3. Dalam rangka turut mendukung dan menyukseskan program sekolah kejuruan/vokasi yang saat ini sedang digalakkan di Indonesia sebagai program pendidikan nasional, maka IASI pun hendak merangkul komunitas diaspora AFA di Jerman ini sebagai mitra. Juga sebagai nara sumber utama yang tepat dalam hal tukar menukar informasi dan pengalaman tentang pendidikan vokasi/sistem dual di Jerman. Susunan program acara pertemuan IASI dan AFA meliputi: * Paparan tentang IASI oleh Ketua I dan II. * Pembagian formulir pendaftaran sebagai anggota IASI - Jerman. * Perkenalan diri kelima perwakilan AFA. * Perencanaan program acara AFA dari seluruh Jerman pada tanggal 3 Februari 2018 mendatang di Universität Hamburg. * Diskusi dan tukar menukar ide. * Makan/Minum. * Selesai. Hal paling penting untuk acara IASI - AFA pada tanggal 3 Februari 2018 adalah akan dilakukannya forum panel dan tukar pikiran dari beberapa perwakilan AFA yang meliputi sektor: * Au-Pair * FSJ * Azubi * Bekerja - Kuliah Adapun rencana AFA jangka panjang selanjutnya yang akan pula disokong oleh IASI, diantaranya: * AFA terbentuk sebagai ormas di Jerman. * AFA diperkenalkan kepada pihak-pihak perwakilan Rep. Indonesia di Jerman. * AFA menulis dan menerbitkan buku. * AFA aktif menjadi mitra pemerintah Indonesia dalam menyukseskan program pendidikan vokasi di tanah air. Pertemuan/rapat IASI selanjutnya dengan perwakilan AFA direncanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Januari 2018.

facebook.com

Pertemuan Pengurus IASI - Jerman dengan Perwakilan SES - Jerman untuk Indonesia ===================================== (Oleh: Yudi AR) Pada tanggal 12 Oktober lalu pengurus IASI - Jerman menerima kunjungan Pak Adam Pamma di Hamburg. Dia adalah mantan Ketua IASI dua periode lalu dan sekarang menjabat sebagai perwakilan yayasan Jerman SES (Senior Experten Service) di Indonesia. Pak Adam juga adalah pemrakarsa dan sekaligus pimpinan proyek pusat pelatihan dan keterampilan untuk anak-anak putus sekolah di Makassar. Proyek yang dimulai bulan Oktober 2015 dan akan berakhir tahun 2017 ini adalah hasil mitra kerjasama antara IASI - Jerman dengan Yayasan Nase Mulia di Makassar. Proyek mendapat bantuan dana dari pemerintah Jerman bagian pengembangan dan kerjasama ekonomi - BMZ (Bundesministerium für wirtschaftliche Zusammenarbeit und Entwicklung) yang disalurkan melalui lembaga pusat pengembangan dan migrasi internasional - CIM (Centrum für Internationale Migration und Entwicklung). Dipaparkan bahwa suksesnya proyek ini menunjukkan bahwa pergantian-pergantian estafet pengurus IASI selama ini telah berjalan dengan baik. Juga proyek-proyek yang sedang berjalan bisa terus berlangsung dengan lancar. Disampaikan juga tentang data-data pengiriman tenaga ahli/visiting professor/expert ke Indonesia melalui jasa SES. Telah terjadi peningkatan pada tahun 2016 dan terus bertambah pada tahun 2017. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: * Tahun 2014 : 12 orang * Tahun 2015 : 15 orang * Tahun 2016 : 38 orang * Tahun 2017: 100 orang (prediksi sampai akhir tahun) Insitusi penerima utama tenaga ahli-tenaga ahli tersebut adalah: * UGM, semua fakultas termasuk vokasi * UNAIR * UNDIP * UPN Yogya * UIN selurug Indonesia untuk pengembangan sain dan teknologi * Lebih dari 30 SMK atas dukungan direktorat pembinaan SMK (Kemendikbud). Mulai akhir tahun ini juga akan dikirim sebanyak tiga tenaga ahli untuk Kementerian Tenaga Kerja, dengan tugas untuk penguatan BLK (Balai Latihan Kerja) yang bersinergi dengan industri-Industri. Provinsi Jawa Timur juga cukup agresif mendukung penguatan SMK di wilayah Jatim. Mulai akhir tahun 2017 ini SES untuk pertama kalinya akan mengirimkan para tenaga ahli Jerman ke SMK-SMK di Jawa Timur. Program berlangsung berkat dukungan pemerintah provinsi. Sementara itu, untuk tahun depan direncanakan sekitar 30 tenaga ahli akan dikirim ke SMK-SMK Jawa Timur atas permintaan Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan. IASI - Jerman juga telah menginisiasi kerjasama antara UNS - Surakarta dan SES. Pembicaraan awal kerjasamanya dilakukan bulan September 2016 lalu. Diharapkan bahwa dalam waktu dekat ini akan ada tiga tenaga ahli pertama yang akan dikirim ke UNS. Hal penting yang disampaikan Pak Adam adalah adanya feedback sangat positif dari insitusi-institusi penerima tenaga ahli Jerman yang disalurkan oleh SES ini. Selain berlangsung transfer ilmu pengetahuan dari sisi teknis, juga ditularkan etos kerja khas Jerman, seperti: sikap disiplin, menghargai waktu, dan kesungguhan dalam menjalankan komitmen. Belajar dari suksesnya pelaksanaan proyek pusat pelatihan ketrampilan di Makassar yang didanai sebagian oleh lembaga CIM tersebut, Mas Pangky dari Divisi EBT memaparkan rencana pengajuan proyek pemberdayaan desa mandiri di Sumatra Utara. Desa ini memproduksi minyak atsiri (Citronela). Limbah dari produknya digunakan sebagai sumber energi penghasil listrik. Proses sudah berjalan dalam skala kecil dan memerlukan modal untuk meningkatan produksinya. Pertemuan yang sangat produktif ini ditutup dengan mencicipi menu khas Indonesia dari Restoran Jawa di Hammerbrook - Hamburg. ** Foto: Adam Pamma (SES Jerman di Indonesia), Yanti Mirdayanti (Ketua II IASI dan Divisi Pendidikan), Yudi Ardianto (Ketua I IASI), Pangky Manirjo (Divisi EBT - IASI)

facebook.com

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) ================================== (Oleh: Yanti MY) IASI - Jerman telah berkolaborasi dengan DIG - Hamburg dan Bidang Studi Indonesia/Melayu, Universitas Hamburg menyelenggarakan acara ceramah dan diskusi tentang tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Acara yang sangat informatif dan telah membuka mata para hadirin itu diselenggarakan di Asien-Afrika-Institut, Universität Hamburg, pada hari Sabtu siang sampai sore, pada tanggal 7 Oktober 2017. Sebelum acara diskusi berlangsung, para hadirin diberi kesempatan untuk melakukan uji coba tes bahasa Indonesia. Kisi-kisi soalnya dirangkum dari beberapa contoh pertanyaan UKBI yang telah dibuat oleh Lembaga Pengembangan Bahasa di Jakarta. Pembicara/penyaji utama selama kegiatan ceramah dan diskusi UKBI tersebut adalah Sdr. Jan Budweg, seorang mahasiswa Jerman yang sudah ahli dalam topik-topik yang berhubungan dengan bahasa Indonesia. Saat ini Jan sedang merampungkan program Masternya yang kedua di Universitas Hamburg, serta telah terdaftar sebagai mahasiswa S3 di Universitas Frankfurt. Jan Budweg juga telah berpengalaman beberapa kali mengikuti tes UKBI di Jakarta, serta telah dengan rajin mengikuti perkembangan topik UKBI maupun UKBIPA selama beberapa tahun terakhir. Penyaji mengungkapkan bahwa Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) merupakan sarana untuk mengevaluasi mutu penggunaan bahasa Indonesia seseorang, baik penutur asli maupun penutur asing. UKBI sendiri diresmikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2006. Sekarang UKBI sedang mengalami proses implementasinya di kalangan masyarakat sebagai sistem peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang sudah pasti, siapa pun yang hendak bekerja di Lembaga Pengembangan Bahasa di Indonesia diwajibkan untuk mengikuti tes UKBI. Namun ada pula beberapa institusi negeri, swasta, dan asing yang telah menerapkan peraturan mengikuti tes UKBI. Untuk ke depannya peraturan mengikuti tes UKBI ini tampaknya akan wajib dilaksanakan oleh semua institusi negeri maupun asing yang berada di Indonesia. Selama ceramah diperkenalkan paparan umum tentang UKBI, mulai dari sejarah perkembangannya, format ujian dan kisi-kisi soalnya, sampai sistem skor penilaian dan tafsiran peringkat/level bahasanya. Presentasi lisan dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Jerman. Sedangkan presentasi materi aslinya dilakukan dalam bahasa Indonesia. Tanggapan dari para peserta setelah mengikuti uji coba tes: "Aduh, ternyata bahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak mudah. Kami melakukan banyak kesalahan. Tidak ada bedanya dengan melakukan tes TOEFL bahasa Inggris!" Setelah mengikuti keseluruhan acara, maka para hadirin yang kebanyakan warga diaspora Indonesia itu pun semakin disadarkan bahwa tugas untuk memelihara bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah tugas warga negara Indonesia sendiri. Kalau terus menerus membiasakan memakai bahasa gaul (lisan maupun tulisan) dengan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah bahasa baku sama sekali, maka lama kelamaan si penutur tidak akan mampu lagi membedakan mana bahasa Indonesia yang benar dan mana yang salah. Apakah bahasa Indonesia yang baik dan benar (Bahasa Indonesia baku yang sesuai EYD - Ejaan Yang Disempurnakan) akan terus mampu bertahan sebagai bahasa tuan rumah di negara Republik Indonesia sendiri? Hal ini tentunya seutuhnya terletak di pundak para pemakainya. Dalam hal ini terutama di pundak warga negara Indonesia sendiri sebagai penutur asli. Pada kesempatan ini kami mengucakan terima kasih kepada pihak Atdikbud - KBRI Berlin atas dukungannya, sehingga acara ini bisa berlangsung dengan baik. Juga ucapan terima kasih untuk Mbak Fanny dan Mbak Djohanna yang telah turut meramaikan acara, yaitu dengan menyediakan makanan icip-icip jajanan khas Indonesia. Telah membantu mengisi perut-perut yang kelaparan bersamaan dengan turunnya hujan di luar yang cukup deras. Tentunya ucapan terima kasih disampaikan pula kepada para peserta yang hadir dan telah berpartisipasi mengikuti tes yang lumayan tidak mudah itu.

facebook.com

Dua Pengurus Baru Inti IASI - Jerman 2017/19 ===================================== (Oleh: Yanti MY & Yudi AR) www.iasi-germany.de Mbak Nuke dan Mas Alvin sejak satu bulan ini telah resmi turut memperkuat tim inti IASI - Jerman periode 2017 - 2019. Mbak Nuke menduduki posisi sebagai Sekretaris, berkonsentrasi pada hal-hal yang berhubungan dengan kesekretariatan, dokumentasi, dan lain-lain. Terutama juga bekerjasama erat dengan Ketua I dan II dalam berbagai aspek perencanaan kegiatan. Mas Alvin menduduki posisi Webmaster yang terutama bertanggungjawab untuk hal-hal yang berhubungan dengan website IASI - Jerman dan segala seluk beluk publikasi dan komunikasi yang dilakukan di website IASI - Jerman. Rapat-rapat koordinasi dengan Mbak Nuke dan Mas Alvin sudah dilakukan sejak sebulan terakhir ini dengan lancar. Kekompakan bekerja dan berkonsolidasi para anggota pengurus inti periode IASI - Jerman yang mana pun sangatlah penting. Selain harus saling mendukung dan saling memberi input, juga perlu selalu berkomunikasi erat yang terus menerus dilakukan. Kadang harus berani menanggung resiko ekstra terbebani, karena masing-masing pengurus sehari-harinya juga mempunyai pekerjaan tetap, memiliki keluarga yang harus diprioritaskan, sibuk studi/kuliah, maupun setumpuk kegiatan-kegiatan lainnya. Perlu diiingat bahwa bekerja sebagai pengurus IASI - Jerman adalah sebuah pekerjaan sukarela (tidak dibayar/digaji) yang modal utamanya hanya satu, yaitu: "Berani mengorbankan waktu dan tenaga demi memenuhi rasa cinta kepada diaspora Indonesia di Jerman dari berbagai keilmuan dan profesi, serta rasa cinta kepada Republik Indonesia yang tetap berBhinneka Tunggal Ika!" Salam kompak dan mohon dukungannya selalu! (Catatan: Bendahara IASI tidak tertera di foto) Hamburg, 11 Oktober 2017

facebook.com

Quiz

NEAR IASI-Germany